Kepala MTsN 1 Kota Makassar

Zulfikah Nur, S.Pd.i.,M.Pd.i

Art Theraphy Counseling

Foto di ruangan, siswa bersama Guru BK setelah melaksanakan art theraphy conseling

Pelaksanaan Kegiatan Supervisi

Pemeriksaan kelengkapan perangkat administrasi dan data-data BK

Proses Pelaksanaan Konseling

Layanan konseling kelompok untuk pemecahan masalah; Guru Bk bersama siswa "Tudang sipulung"

Guru BK MTsN 1 Kota Makassar

Foto Bersama

Minggu, 01 September 2024

Penerimaan Mahasiswa Asistensi Mengajar Tahun 2024 dari Mahasiswa Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Universitas Negeri Makassar oleh Kepala Madrasah MTsN 1 Kota Makassar

    Penerimaan Mahasiswa Asistensi Mengajar Mahasiswa Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Makassar oleh Kepala Madrasah Zulfikah Nur, S.Pd.I., M.Pd.I yang melepas dalam hal ini yaitu Dosen Universitas Negeri Makassar Prof. Dr. H. Abdullah Pandang, M.Pd, Selaku Dosen Pendamping Lapangan pada Senin, (02/09) 2024.



    Dalam penerimaan ini Kegiatan berlangsung di Kantor utama MTsN 1 Kota Makassar yang diawali dengan sambutan dari DPL (Dosen Pendamping Lapangan) sekaligus mengantar dan melepas Masiswa BK FIP UNM dalam hal ini ada 8 Orang diantaranya yaitu Koordinator Ikhsanul Alim, dan anggota Nabila Azisyafii, Nurul Qolbi, Nurul Zakina, Nurlaeli Nu'Mang, Syifa Sukanti Ramdhan, Nurul Faizah Panguale, dan dilanjutkan dengan sambutan oleh Koordinator BK yaitu Ustadzah Dewi Hidayati, S.Pd., M.Pd., dalam ujarnya "Semoga adek-adek Asistensi nantinya dapat berkolaborasi dan beradaptasi dengan baik dan mendapatkan pengalaman serta pengetahuan baru terkait pelayanan yang terjadi di lapangan atau Madrasah MTsN 1 Kota Makassar" setelah itu kemudian dilanjutkan dengan sambutan oleh Kepala Madrasah MTsN 1 Kotra Makassar yaitu Ustadz Zulfikah Nur, S.Pd.I., M.Pd.I., sekaligus menerima Mahasiswa Asistensi Mengajar Tahun 2024.



"Foto bersama dengan para Struktural BK MTsN 1 Kota Makassar"

Minggu, 26 November 2023

Jurnal BK

Rabu, 13 September 2023

Video Inspiratif Guru BK MTsN 1 Makassar











 

Say No to Bully

 PERILAKU BULLYING


Bullying merupakan segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja oleh satu orang atau sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain, dengan tujuan untuk menyakiti dan dilakukan secara terus menerus. Menurut Unicef, bullying bisa diidentifikasi lewat tiga karakteristik yaitu disengaja (untuk menyakiti), terjadi secara berulang-ulang, dan ada perbedaan kekuasaan. Bullying bisa terjadi secara langsung atau online. Bullying online atau biasa disebut cyber bullying sering terjadi melalui media sosial, SMS/teks atau pesan instan, email, atau platform online tempat anak- anak berinteraksi.

Secara teoritis bullying merupakan suatu keadaan yang berupa perilaku negatif dan berulang, yaitusaat seseorang kesulitan untuk mempertahankan dirinya dari suatu kekuatan yang tidak seimbang,perlakuan tersebut dilakukan dengan sengaja dan intens. Seseorang menjadi pelaku bullying ketikamengarahkan perilaku negatif kepada seorang atau lebih secara berulang dan dalam waktu tertentu.Definisi tersebut mengandung tiga poin utama yaitu adanya perilaku negatif yang dilakukan dengansengaja, adanya pengulangan bullying terhadap korban, dan adanya ketidakseimbangan kekuatan (baiksecara fisik ataupun psikis) antara korban dan pelaku bullying.

Bentuk-Bentuk Bullying:

1.     Pelecehan verbal

Bentuk Bullying pertama adalah pelecehan verbal. Bullying ini berupa tindakan menghina, mencela, mengancam, atau melecehkan secara verbal korban dengan kata-kata yang merendahkan dan menyakitkan.

2.     Pelecehan fisik

Bentuk Bullying kedua adalah pelecehan fisik. Bullying ini melakukan tindakan kekerasan fisik seperti pukulan, tendangan, menjambak rambut, atau menganiaya secara fisik korban.

3.   Pelecehan sosial

Bentuk Bullying ketiga adalah pelecehan sosial. Bullying ini berupa tindakan mengecualikan, mengisolasi, atau menyebarkan gosip dan fitnah tentang korban. Pelaku juga bisa memanfaatkan media sosial atau teknologi untuk menyebarkan pesan negatif tentang korban.

4.   Pelecehan emosional

Bentuk bullying keempat adalah pelecehan emosional. Bullying ini menyebabkan stres, kecemasan, atau ketakutan pada korban melalui ancaman, intimidasi, atau penghinaan. Ini bisa mencakup mengancam untuk melukai korban atau mengancam keselamatan mereka.

 

Peran dalam Bullying   

Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam perilaku bullying dapat dibagi menjadi 4 (empat)yaitu :

1.   Bullies (pelaku bullying) yaitu murid yang secara fisik dan/atau emosional melukai murid lain secara berulang-ulang. Remaja yang diidentifikasi sebagai pelaku bullying sering memperlihatkan fungsi psikososial yang lebih buruk daripada korban bullying dan murid yang tidak terlibat dalam perilaku bullying. Pelaku bullying juga cenderung memperlihatkan simptom depresi yang lebih tinggi daripada murid yang tidak terlibat dalam perilaku bullying dan simptom depresi yang lebih rendah daripada victim atau korban. Pelaku bullying cenderung mendominasi orang lain dan memiliki kemampuan sosial dan pemahaman akan emosi orang lain yang sama .

2.   Victim (korban bullying) yaitu murid yang sering menjadi target dari perilaku agresif, tindakan yang menyakitkan dan hanya memperlihatkan sedikit pertahanan melawan penyerangnya. Menurut Byrne dibandingkan dengan teman sebayanya yang tidak menjadi korban, korban bullying cenderung menarik diri, depresi, cemas dan takut akan situasi baru. Murid yang menjadi korban bullying dilaporkan lebih menyendiri dan kurang bahagia di sekolah serta memiliki teman dekat yang lebih sedikit daripada murid lain. Korban bullying juga dikarakteristikkan dengan perilaku hati-hati, sensitif, dan pendiam.

 

Faktor Penyebab Bullying

Factor-faktor penyebab terjadinya bullying :

1.   Keluarga.

Pelaku bullying seringkali berasal dari keluarga yang bermasalah : orang tua yang sering menghukum anaknya secara berlebihan, atau situasi rumah yang penuh stress, agresi, dan permusuhan. Anak akan mempelajari perilaku bullying ketika mengamati konflik-konflik yang terjadi pada orang tua mereka, dan kemudian menirunya terhadap teman-temannya. Jika tidak ada konsekuensi yang tegas dari lingkungan terhadap perilaku cobacobanya itu, ia akan belajar bahwa “mereka yang memiliki kekuatan diperbolehkan untuk berperilaku agresif, dan perilaku agresif itu dapat meningkatkan status dan kekuasaan seseorang”. Dari sini anak mengembangkan perilaku bullying;

2.   Sekolah

Pihak sekolah sering mengabaikan keberadaan bullying ini. Akibatnya, anakanak sebagai pelaku bullying akan mendapatkan penguatan terhadap perilaku mereka untuk melakukan intimidasi terhadap anak lain. Bullying berkembang dengan pesat dalam lingkungan sekolah sering memberikan masukan negatif pada siswanya, misalnya berupa hukuman yang tidak membangun sehingga tidak mengembangkan rasa menghargai dan menghormati antar sesama anggota sekolah;

3.      Faktor Kelompok Sebaya. Anak-anak ketika berinteraksi dalam sekolah dan dengan teman di sekitar rumah, kadang kala terdorong untuk melakukan bullying. Beberapa anak melakukan bullying dalam usaha untuk membuktikan bahwa mereka bisa masuk dalam kelompok tertentu, meskipun mereka sendiri merasa tidak nyaman dengan perilaku tersebut.

4.      Kondisi lingkungan sosial

Kondisi lingkungan sosial dapat pula menjadi penyebab timbulnya perilaku bullying. Salah satu faktor lingkungan social yang menyebabkan tindakan bullying adalah kemiskinan. Mereka yang hidup dalam kemiskinan akan berbuat apa saja demi memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga tidak heran jika di lingkungan sekolah sering terjadi pemalakan antar siswanya.

5.      Tayangan televisi dan media cetak

Televisi dan media cetak membentuk pola perilaku bullying dari segi tayangan yang mereka tampilkan. Survey yang dilakukan kompas (Saripah, 2006) memperlihatkan bahwa 56,9% anak meniru adegan-adegan film yang ditontonnya, umumnya mereka meniru geraknya (64%) dan kata-katanya (43%).

 

Dampak Bullying

Berikut Dampak Bullying:

1.      Dampak Emosional dan Mental

Bullying dapat menyebabkan gangguan emosional dan mental pada korban. Mereka mungkin mengalami kecemasan, depresi, stres, dan kehilangan kepercayaan diri. Bullying juga dapat menyebabkan isolasi sosial, perasaan kesepian, dan penurunan kualitas hidup secara keseluruhan.

2.      Masalah Kesehatan Mental

Korban bullying memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkan masalah kesehatan mental seperti gangguan kecemasan, gangguan suasana hati, dan gangguan makan seperti anoreksia atau bulimia. Beberapa korban bahkan dapat mengalami pemikiran atau perilaku bunuh diri.

3.      Gangguan Fisik

Bullying dapat menyebabkan cedera fisik pada korban, baik secara langsung melalui pelecehan fisik atau secara tidak langsung melalui stres kronis. Cedera fisik dapat berkisar dari lebam, memar, hingga luka yang lebih serius. Selain itu, stres yang berkepanjangan dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko penyakit fisik.

4.      Performa Akademik yang Menurun

Korban bullying seringkali mengalami kesulitan dalam fokus, belajar, dan berpartisipasi dalam lingkungan akademik. Hal ini dapat menyebabkan penurunan performa akademik, absensi yang tinggi, dan penurunan minat terhadap pendidikan.

5.      Gangguan Hubungan dan Sosial

Bullying dapat merusak hubungan sosial korban. Mereka mungkin kesulitan mempercayai orang lain, mengembangkan persahabatan, atau berinteraksi secara sosial. Hal ini dapat berdampak jangka panjang terhadap kualitas hubungan dan interaksi sosial mereka di masa depan.

 

Cara Mencegah Bullying

1.      Tunjukkan Prestasi

Orang yang melakukan bullying umumnya beraksi karena rasa iri maupun dengki. Sebagian besar korban bullying pasti memiliki keunggulan yang tidak dimiliki oleh orang yang menindasnya. Yang harus dilakukan oleh para korban bullying adalah tak ragu menunjukkan prestasinya, entah itu di sekolah maupun lingkungan kerja. Lama kelamaan si pelaku bully akan mundur dengan sendirinya karena merasa korbannya tidak terkalahkan.

2.      Jalin Pertemanan Dengan Banyak Orang

Pernahkah kamu memperhatikan bahwa korban bullying umumnya suka menyendiri dan jarang memiliki teman? Cara mencegah bullying adalah menjalin pertemanan dengan banyak orang. Pastikan bahwa circle pertemananmu ini sehat dan tidak suka melakukan bully. Ketika korban bullying memiliki banyak teman, maka pelaku bully akan berpikir dua kali untuk menindasnya.

3.      Tumbuhkan Rasa Percaya Diri

Pelaku bully akan semakin bersemangat ketika mengetahui bahwa korbannya merasa minder dan semakin terpuruk. Untuk mencegah sekaligus memberikan efek jera pada pelaku bully, bangun rasa percaya diri agar tidak terlihat minder atau takut kepada si pelaku. Percayalah, pelaku bully akan malas menindas orang yang berani dan percaya diri.

4.      Tidak Terpancing Untuk Melawan

Emosi terkadang memicu kita untuk bertindak ketika merasa ditindas. Akhirnya banyak korban bullying yang melakukan perlawanan. Boleh-boleh saja melakukan perlawanan, tapi kamu juga harus memikirkan bahwa pelaku akan semakin gencar menindasmu ketika kamu melawannya. Cara mencegah bullying bisa dimulai dengan tetap bersikap tenang dan sabar tanpa terpancing untuk melakukan perlawanan.

5.      Jadikan Bully-An Sebagai Penyemangat Untuk Sukses

Sebagian koran bully akan merasa tidak berharga dan putus asa. Namun, untuk mencegah bullying yang menghancurkan dirimu sendiri, sikapi dengan positif semua perundungan tersebut. Jadikan bully-an sebagai sarana penyemangat agar kamu bisa meraih suksesmu. Ingat, balas dendam terbaik bukan membalas perbuatan jahat mereka, tetapi dengan membuktikan bahwa dirimu bisa menjadi sukses dan lebih baik dari mereka yang pernah mem-bully kamu.

6.      Jangan Menunjukkan Sikap Takut Atau Sedih

Pelaku bully tentu akan merasa puas ketika berhasil membuat korbannya sedih, takut, dan semakin terpuruk. Cara mencegah bullying yang paling efektif adalah tidak menunjukkan sikap takut atau sedih di depan pelakunya. Jika kamu terus berkonsisten menunjukkan sikap seperti ini, maka pelaku bully lama kelamaan akan mundur karena takut.

7.      Laporkan Pada Pihak Yang Berwenang

Perundungan adalah masalah yang cukup serius, apalagi jika pelakunya dibiarkan tanpa sanksi yang berarti. Apabila kamu atau orang-orang di sekitarmu menjadi korban perundungan, saatnya kamu menyuarakan isi hatimu dengan melaporkan tindak perundungan ini ke pihak yang berwenang. Biarkan masalah tersebut diselesaikan oleh pihak yang berwenang untuk menghentikan bullying.

Cara mencegah bullying ini dapat dilakukan untuk menghindari diri sendiri atau orang lain dari kasus perundungan. Jangan biarkan diri sendiri maupun orang terdekatmu menjadi depresi karena dijadikan korban bullying

 

 

 

Sumber :

Zakiyah, E. Z., Humaedi, S., & Santoso, M. B. (2017). Faktor yang mempengaruhi remaja dalam melakukan bullying. Prosiding Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat4(2).

 

 

Stop Overthinking

 

STOP OVERTHINKING



Berfikir  yang  Berlebihan  di  sebut  juga  dengan overthinking adapun susunan  kata  dapat  menjelaskan  tentang  overthinking  “over”  yaitu  “berlebihan”  “thingking”  yaitu  berfikir  sehingga  di  simpulkan  bahwa overthinking  ialah  berprilaku  berfikir  yang  berlebihan  sebagai  suatu  reaksi seseorang  yang  lahir  dari  berbagai  keadaan.  Overthinking  berisi  tentang ingatan  yang  berhubungan  dengan  masa  lalu,  bayangan  tentang  kejadian silam yang pilu, kesalahan yang telah di sesali dan di cemaskan tentang masa depan  atau  hal  yang  belum  terjadi.  Overthinking  ialah  salah  satu  bentuk psychological   disorder atau   gangguan   psikologis   karena   saat   seseorang mengalami   overthingking   maka   gejala   yang   terjadi   juga   erat   kaitannya dengan    dunia    psikologi,    seperti    cemas,    menakutkan,    terlalu    banyak pertimbangan sehingga merasa diri bimbang memiliki banyak pikiran negatif yang   muncul   hingga   mencoba   menjustifikasi   sesuatu   sehingga   membuat orang  mengalami  hal  tersebut  semakin  bingung,terpuruk,  depresi  hingga menutup diri.

Overthinking   dalam   perspektif   Islam   itu   sendiri,   adalah perilaku overthinking sebagai reaksi seseorang yang lahir dari keadaan yang berbeda. Terlalu  banyak  memikirkan  diri  sendiri  berbicara  tentang  kenangan  masa lalu  atau  bayangan  masa  lalu  dan  peristiwa  menyedihkan,  kesalahan  yang disesali,  dan  kekhawatiran  tentang  masa  depan.  atau  hal-hal  yang  mungkin tidak  terjadi.  Di  dalam  islam  sendiri  overthinking  berkaitan  dengan  rasa cemas,   takut,   pesimis,   hingga   yang   paling   mendekati   berburuk   sangka, karena   pada   saat   overthinking   muncul,   maka   prasangka,   dan   praduga, kekhawatiran hingga bayangan yang muncul ialah kemungkinan-kemungkinan  buruk  terhadap  sesuatu  yang  membuat  seseorang  cemas  dan takut.  Maka  sebab  itu  overthinking  merupakan  hal  yang  sebenarnya  tidak baik dan tidak di anjurkan dalam islam.Dalam  perspektif  Islam Overthingking bentuk  khusus  dari  perasaan takut.  Ketakutan  yang  muncul  akan  berkembang  lebih  besar  jika  di  barengi dengan   perasaan   kewaspadaan,   cemas,   adanya   khayalan   tertentu   serta emosi. Overthingking bisa  disebabkan  karena  adanya  bisikan  syaitan  yang menjadikan  manusia  merasa  buruk,  selain  itu  hal  ini  juga  bisa  disebabkan karena  belum  sepenuhnya  manusia  untuk  memiliki  keterampilan  tawakkal dan bergantung hanya kepada Allah. Manusia  di  larang  oleh  Allah  SWT  untuk  berprasangka  kerena  sebagian  dari  prasangka  adalah  dosa  dalam  Quran surah Alhujurat 12 :


يٰٓيٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ


 Artinya:  “ Hai  orang-orang  beriman,  jauhilah  kebanyakan  prasangka (kecurigaan,   karena   sebagian   dari   prasangka   itu   dosa.   Dan   janganlah menggunjingkan  satu sama  lain.  Adakah  seorang  diantara  kamu  yang  sudah mati?  Maka  tentulah  kamu  merasa  jijik  kepadanya.  Dan  bertakwalah  kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha penerima taubat lagi maha penyayang” .


Dalam islam ada konsep Su’udzan yang bermakna berburuk sangka baik  terhadap  dirinya  sendiri,  orang  lain  dan  Allah.  Sikap  tersebut  muncul karena  sering  terburu  menilai  dan  memikirkan  suatu  kejadian  yang  belum tentu  jelas  dan  disebut  juga  kurang  tegas  dan  bijaksana  dalam  menyikapi suatu  kejadian  prasangka  buruk  yang  terus  berulang  dapat  menyebabkan ketidak   bersyukuran   terhadap   dirinya   sendiri   ataupun   lingkungannya prilaku   yang   muncul   juga   akan   semakin   jauh   dari   akhlak   islam   yang diajarkan,  seperti  tidak  bangkit  dan  besegera  dalam  kebaikan  hanya  karena keraguan atau ketergantuganya kepada selain Allah dan selalu berprasangka. Prasangka   ialah   dosa,   karena   sesungguhnya   prasangka   merupakan perkara yang wajib di jauhi karena prasangka merupakan perkara yang wajib di   jauhi   karena   prasangka   merupakan   perkara   yang   tidak   jelas, agar seseorang  tidak  mudah  berprasangka,  kecuali  sudah  mengetahui    dengan jelas  dan  membedakan  yang  benar  dan  tidak  dengan  jelas,  bertakwa  dan berhati-hati.

Penyebab Overthingking :

Penyebab overthinking pada setiap orang dapat berbeda. Hal ini dikarenakan faktor-faktor yang mendasari setiap pemikiran seseorang bisa berbeda-beda. Kendati demikian, terdapat beberapa faktor yang dapat menjadi pemicu overthinking, yaitu:

1.     Ketakutan akan Keputusan yang Salah

Rasa takut membuat keputusan yang salah atau mengecewakan orang lain dapat mendorong seseorang untuk terus menganalisis dan mempertimbangkan berbagai kemungkinan. Kecemasan akan terjadinya konsekuensi yang tidak diinginkan atau rasa takut akan kegagalan sering kali menjadi pemicu overthinking.

2.     Pengalaman Traumatis atau Kekhawatiran Masa Lalu

Pengalaman traumatis dapat meningkatkan kecenderungan seseorang untuk mengalami overthinking. Seseorang dapat terus-menerus berpikir negatif, mengantisipasi kemungkinan buruk, dan khawatir akan pengulangan kejadian di masa lalu.

3.     Gangguan Kecemasan

Beberapa gangguan kecemasan, seperti general anxiety disorder, social anxiety disorders, atau gangguan obsesif-kompulsif dapat menyebabkan overthinking yang berlebihan. Gangguan kecemasan ini memengaruhi pola pikir dan menyebabkan pemikiran yang berlebihan, gelisah, dan kecemasan yang tak terkendali.

 

Cara Mengatasi Overthingking :

1.     Menghentikan pikiran-pikiran yang mengarah pada kesempurnaan. Karena kesempurnaan akan melemahkan pemikiran cerdas dan realistis dan menghambat kemajuan seseorang.

2.     Mengubah pandangan tentang rasa takut hanya karena pernah mengalami kegagalan di masa lalu atau takut mencoba hal baru yang hanya akan membuat dirinya merasa kecil.

3.     Membangun pemahaman bahwa setiap peluang adalah awal untuk memulai sesuatu yang baru.

4.     Memunculkan kesadaran bahwa masa depan tidak dapat diprediksi oleh siapapun.

5.     Memikirkan masa saat sekarang merupakan tindakan yang bijaksana.

6.     Membangun konsep pemikiran bahwa kita telah melakukan yang terbaik

 

Sumber :

https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/mengenal-overthinking

Jovita SD & Yeni Karneli. 2020. Analisis Permasalahan Ruminasi dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan dan Konseling. TERAPUTIK Jurnal Bimbingan dan Konseling Vol. 4 (2) : 339-344

Utami, T. S., Andy, S., & Datmi, M. A. R. (2023). Dampak Overthinking dan Pencegahannya Menurut Muhammad Quraish Shihab Studi Surah Al-Hujurat Ayat 12. Al-Wasathiyah: Journal of Islamic Studies, 2(1), 14-27

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More