Kritik adalah
masalah penganalisisan dan pengevaluasian sesuatu dengan tujuan untuk
meningkatkan pemahaman, memperluas apresiasi, atau membantu memperbaiki
pekerjaan.
Secara
etimologis berasal dari bahasa Yunani 'clitikos
"yang membedakan", kata ini sendiri diturunkan dari bahasa Yunani
Kuno κριτής, krités, artinya "orang yang memberikan pendapat
beralasan" atau "analisis", "pertimbangan nilai",
"interpretasi", atau "pengamatan". Istilah ini biasa
dipergunakan untuk menggambarkan seorang pengikut posisi yang berselisih dengan
atau menentang objek kritikan.
Kritikus
modern mencakup kaum profesi atau amatir yang secara teratur memberikan
pendapat atau menginterpretasikan seni pentas atau karya lain (seperti karya
seniman, ilmuwan, musisi atau aktor) dan, biasanya, menerbitkan pengamatan
mereka, sering di jurnal ilmiah. Kaum kritikus banyak jumlahnya di berbagai
bidang, termasuk kritikus seni, musik, film, teater atau sandiwara, rumah makan
dan penerbitan ilmiah.
Memang tak enak ketika kita dikritik, entah itu oleh atasan
atau rekan kerja. Anda merasa hasil kerja Anda tidak dipandang, kemampuan Anda
dipertanyakan, atau pribadi Anda diremehkan. Namun, menurut Dr Hendrie
Weisenger dalam bukunya, How to Deal with Criticism, kritik itu diperlukan
karena memberi informasi kepada kita apa yang penting dalam hidup kita. Dalam
relasi dengan pasangan, memberi dan menerima kritik dengan pendekatan yang
positif adalah kunci untuk membantu Anda tumbuh bersama. Sementara dalam dunia
kerja, organisasi akan berkembang atau gagal berdasarkan evaluasi tugas dan
hasil kerja.
Menanggapi kritik memang sulit, tetapi belajar menanggapi
kritik akan menjadi keterampilan paling penting yang Anda miliki. Jika Anda
terbuka dengan segala feedback, Anda juga akan mengembangkan komunikasi dalam
hubungan dengan pasangan atau rekan kerja. Untuk menghadapi kritik, ada enam
langkah yang perlu Anda lakukan. Jangan menganggapnya serangan pribadi Setiap
orang akan menghadapi kritik yang kadang-kadang bersifat subyektif. Oleh karena
itu, bersikaplah tenang saat dikritik, tak perlu menganggapnya sebagai serangan
pribadi. Riset perilaku menunjukkan, reaksi emosional terhadap kritik selalu
dianggap negatif, entah kritik tersebut benar atau tidak.
Menurut Dr Weisenger, hal ini terjadi karena kita adalah
makhluk emosional yang dijerat oleh lingkungannya untuk berpikir negatif
terhadap kritik. Kepercayaan diri selalu dianggap baik, dan kerja keras saja
seharusnya membuat kita maju. Pemikiran ini membuat kita menolak untuk berubah.
Pikirkan secara positif Jika Anda selalu memandang kritik sebagai sesuatu yang
negatif, dan langsung tersinggung, kecewa, atau bertahan dengan argumentasi
Anda, Anda akan menjadi orang yang kalah.
Mulailah berpikir tentang kritik itu secara positif.
Misalnya, kritik itu memang Anda butuhkan karena kritik sering kali memberikan
ide-ide baru yang tidak terduga. Suatu pendekatan baru tentang sebuah masalah
sangat diperlukan untuk menemukan jalan keluar, terutama dalam bisnis.
Perusahaan yang mau mempertimbangkan opini karyawan akan bereaksi lebih cepat
dan lebih fleksibel untuk berubah dan menjadi sukses.
Kritik juga mengurangi kecenderungan orang untuk selalu
merasa benar. Pikiran yang positif juga membantu Anda mempraktikkan sikap
tenang. Bila reaksi Anda emosional, hal itu hanya akan menguras energi. Bongkar
kritik tersebut Caranya dengan mengambil empat langkah: dengarkan baik-baik,
cari penjelasannya, temukan maksudnya, dan cari tahu kebenarannya. Saat
mendengarkan, tak perlu membantah atau menyangkal.
Memahami kritik tersebut membuat Anda menganalisis diri
sendiri. Minta penjelasan dari pemberi kritik dengan melontarkan pertanyaan
yang ditujukan untuk mengubah komentar yang terkesan mengeneralisasi menjadi
spesifik, misalnya Anda dibilang tidak tegas. Tanyakan, perilaku mana yang
membuatnya berpikir Anda tidak tegas. Mengapa ia menganggap Anda malas,
misalnya, apakah hal itu sebuah serangan atau kritik membangun? Terakhir,
temukan bagian mana dari kritik yang akan membantu Anda berkembang.
Pahami kritik tersebut Anda perlu memahami mengapa Anda
menerima kritik. Siapa yang memberikan kritik tersebut, apakah ia cukup
qualified? Apakah mereka cukup berpendidikan dan berpengalaman untuk membuat
argumentasi semacam itu? Jika ya, maka dengarkan kritik tersebut dengan serius.
Bila tidak, tetap pertimbangkan dengan berfokus pada hal yang spesifik.
Meskipun tidak memenuhi syarat, orang masih bisa membuat penilaian dengan baik.
Tentukan juga apa motif di balik kritik tersebut. Apakah motifnya baik (karena
kepedulian), atau buruk (karena iri hati atau kekanak-kanakan)? Bila motifnya
kurang baik, keluarlah dari situasi tersebut.
Terimalah dengan lapang dada Anda tidak akan memperoleh
keuntungan dari memahami kritik sampai Anda benar-benar merangkulnya, demikian
menurut Steve Scott dalam bukunya, In The Richest Man Who Ever Lived: King
Solomon’s Secrets to Success. Suatu ketika, skrip iklan yang ditulisnya ditolak
oleh atasannya karena tidak cukup mampu memancing penonton. Scott tidak
tersinggung dengan penolakan ini, dan malah menjadikannya tantangan. Akhirnya
ia membuat skrip dengan "pancing" yang mampu menjual jutaan dollar.
Hal itu mendorongnya untuk selalu menerima kritik dengan antusias. Penerimaan
yang sesungguhnya juga membuat dia lebih toleran dengan opini orang lain. Tak
usah terlalu mengkhawatirkannya Perhatikan kritik yang kerap Anda terima dan
sangat mempengaruhi Anda. Apakah kritik itu begitu pedas di telinga Anda?
Apakah ada di antara kritikan tersebut yang benar adanya? Jika memang benar,
kemungkinan Anda terlalu bereaksi secara emosional.
Tak ada salahnya mencoba memperbaiki diri. Jika atasan
mengatakan hasil kerja Anda butuh perbaikan, tentu tidak rasional jika Anda
menganggapnya sebagai tanda bahwa Anda betul-betul gagal. Kritik memang membuat
hidup Anda lebih sulit, tetapi pikiran yang tidak rasional hanya akan
terakumulasi menjadi pikiran negatif yang membuat Anda lari dari hambatan dan tantangan.
Tugas Anda hanya menghadapi kritik tersebut dan menjadikannya sebagai dorongan
untuk memperbaiki diri sedini mungkin, agar dapat menjadi insan yang lebih baik.




0 komentar:
Posting Komentar