Kamis, 26 Mei 2016

KOLABORASI KONSELING DAN PSIKOTERAPI DALAM DAKWAH



Dalam buku Daniel Goleman, Emotional Intelligence pada bagian dua, tentang ‘Seni Sosial’, digambarkan suatu kecerdasan yang berkaitan erat dengan sikap dasar seorang terapis, psikolog dan konselor, yang juga efektif pada penerapan strategi dakwah. 
Tentang seni sosial, merupakan instrumen untuk dapat paham dan menangani emosi orang lain. Seni yang mantap untuk membangun kematangan dalam menjalin hubungan. Pada penjelasan dalam buku Emotional Intellegence, Daniel Goleman menggambarkan seni sosial yang dipraktekkan oleh seorang anak berusia 30 bulan. Dia memiliki kemampuan dalam mengolah emosi dan menirukan bagaimana cara ibunya untuk menenangkan dirinya ketika sedang menangis, kemudian dia mengusahakan dengan cara yang sama kepada kakaknya yang saat itu juga sedang menangis. Kematangan emosi yang dimiliki anak itu adalah suatu hal yang menakjubkan. 
Kemampuan manajemen diri dan empati, adalah dua kata kunci untuk bisa mencapai keterampilan seni sosial. Ini merupakan kecakapan sosial yang mendukung keberhasilan dalam menciptakan Human Interest. Khususnya bagi pendakwah, tentu kemampuan ini sangat berharga, sebagai salah satu teknik pendekatan kepada mitra dakwah. Maka, sepatutnya sebelum menyusun strategi, konsep, dan lain-lain, hal paling mendasar adalah pendakwah harus bisa menguasai keterampilan ini.  
  Salah satu hal yang menjadi titik tumpu, persamaan antara konseling, psikoterapi dan dakwah adalah mengharapkan adanya perubahan kepribadian pada klien dan mitra dakwah. Perubahan sikap secara berkala, dari yang buruk menjadi kurang baik, kemudian kurang baik menjadi baik, dan yang baik menjadi lebih baik.
  Sejalan dengan itu, perubahan sikap atau perilaku pada klien dan mitra dakwah perlu ditinjau lebih dalam dari prosesnya. Dalam sebuah pementasan atau konser, kesan pertama yang akan dilihat penonton adalah yang tampak secara visual, bagaimana acara itu dibungkus, berupa style pakaian yang digunakan para artis, gemerlap cahaya panggung, dan mewahnya tempat konser. Ketika kesan pertama telah memberi sentuhan spektakuler, maka agenda selanjutnya akan terus berpengaruh. Seperti itulah analogi sederhananya, bahwa menjadi pertimbangan besar dalam dakwah, tentang bagaimana cara Da’I membungkus konsepnya dengan teknik atau strategi terbaik, sebagai penggugah hasrat mitra dakwah, untuk terus memperhatikan setiap kata yang keluar dari lisan Da’I sampai pada kalimat akhir. Dalam sebuah pepatah Arab dikatkan: 
الطريقة أهم من المادة
“Teknik lebih penting daripada materinya”.

Metode konseling, merupakan salah satu hasil dari bentuk kolaborasi konseling dan psikoterapi dalam dakwah. Dalam buku Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah pada Bab 10 tentang metode dakwah, dipaparkan berbagai macam metode, dan salah satunya adalah metode ini. Dengan penerapan teknik wawancara secara individual dan tatap muka antara konselor sebagai pendakwah dan klien sebagai mitra dakwah untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. 
Dalam proses pemecahan masalah, ada beberapa tahapan yang harus dilalui klien. Laksana seorang ibu dengan penuh kasih sayang menggandeng dan membimbing anaknya menaiki satu persatu anak tangga. Agar bisa menjalankan proses tersebut dengan baik, maka tentu akan memakan waktu yang tidak sebentar, tergantung dari jenis masalah klien. Setidaknya akan melalui tiga tahap perubahan. Dalam hal ini meliputi aspek kognitif, afektif dan behaviornya.
Mengingat banyaknya masalah terkait dengan keimanan dan pengalaman keagamaan, yang tidak bisa diselesaikan hanya dengan metode ceramah dan diskusi, maka diperlukan penanganan secara khusus. Oleh karena itu, pada metode konseling dibahas lebih mendalam, secara individual tatap muka antara pendakwah dan mitra dakwah. 
Berdakwah itu mudah, semua orang bisa berdakwah. Sebab, ada begitu banyak teknik yang dapat dilakukan dalam berdakwah, dan secara bahasa, definisi dakwah dapat dikaitkan dengan berbagai macam makna. Namun, ketika diperintahkan untuk berdakwah dengan kolaborasi konseling dan psikoterapi, dengan teknik serta pendekatan yang hampir sama, dan seperti halnya seorang konselor kepada klien, maka itu bukanlah hal yang mudah.  

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More