Pengertian
Iman
Pada setiap agama, keimanan merupakan unsur
pokok yang harus dimiliki oleh setiap penganutnya. Jika kita ibaratkan dengan
sebuah bangunan, keimanan adalah pondasi yang menopang segala sesuatu yang
berada diatasnya, kokoh tidaknya bangunan itu sangat tergantung pada kuat
tidaknya pondasi tersebut.. Meskipun demikian, keimanan saja tidak cukup.
Keimanan harus diwujudkan dengan amal perbuatan yang baik, yang sesuai dengan
ajaran agama yang kita anut.
Keimanan baru sempurna, jika diyakini oleh
hati, diikrarkan oleh lisan, dan dibuktikan dalam segala perilaku kehidupan
sehari-hari.Iman adalah percaya atau yakin, keimanan berarti kepercayaan atau
keyakinan.
Kebanyakan orang menyatakan
bahwa kata iman berasal dari kata kerja amina-ya’manu-amanan yang
berarti percaya. Oleh karena itu, iman yang berarti percaya menunjuk sikap
batin yang terletak dalam hati. Akibatnya, orang yang percaya kepada Allah dan
selainnya seperti yang ada dalam rukun iman, walaupun dalam sikap kesehariannya
tidak mencerminkan ketaatan atau kepatuhan (taqwa) kepada yang telah
dipercayainya, masih disebut orang yang beriman. Hal itu disebabkan karena
adanya keyakinan mereka bahwa yang tahu tentang urusan hati manusia adalah
Allah dan dengan membaca dua kalimah syahadat telah menjadi Islam.
Dengan demikian, rukun iman adalah dasar, inti,
atau pokok-pokok kepercayaan yang harus diyakini oleh setiap pemeluk agama
Islam yakni percaya allah, percaya pada para Rasul, percaya pada malaikakt dan
kitab allah, percaya pada risalah hari bangkit, pokok agama serta rela pada
ketentuan allah. Sedangkan Taqwa berasal dari kata waqa, yaqi, wiqayah, yang
berarti takut, menjaga, memelihara dan melindungi.
Pengertian
Taqwa
Sesuai dengan makna etimologis tersebut, maka
taqwa dapat diartikan sikap memelihara keimanan yang diwujudkan dalam
pengamalan ajaran agama Islam secara utuh dan konsisten ( istiqomah ). Keimanan
dan Ketakwaan sangat berperan dan berpengaruh penting buat manusia dalam
menjalani kehidupan hal ini dikarenakan keimanan dan ketakwaan sebenarnya telah
melekat pada manusia serta keimanan dan ketakwaan jugalah yang membentuk
kerakteristik dan sifat kebaikan manusia, bahkan sejak mereka masih berada pada
Rahim seorang Ibu.
Kebanyakan orang menyatakan bahwa kata iman
berasal dari kata kerja amina-ya'manu-amanan yang berarti percaya. Oleh karena
itu, iman yang berarti percaya menunjuk sikap batin yang terletak dalam hati.
Akibatnya, orang yang percaya kepada Allah dan selainnya seperti yang ada dalam
rukun iman, walaupun dalam sikap kesehariannya tidak mencerminkan ketaatan atau
kepatuhan (taqwa) kepada yang telah dipercayainya, masih disebut orang yang
beriman.
Hal itu disebabkan karena adanya keyakinan
mereka bahwa yang tahu tentang urusan hati manusia adalah Allah dan dengan
membaca dua kalimah syahadat telah menjadi Islam. Dalam surat al-Baqarah 165
dikatakan bahwa orang yang beriman adalah orang yang amat sangat cinta kepada
Allah (asyaddu hubban lillah). Oleh karena itu beriman kepada Allah berarti
amat sangat rindu terhadap ajaran Allah, yaitu al-Qur'an dan Sunnah Rasul. Hal
itu karena apa yang dikehendaki Allah, menjadi kehendak orang yang beriman,
sehingga dapat menimbulkan tekad untuk mengorbankan segalanya dan kalau perlu
mempertaruhkan nyawa.
Dalam hadits diriwayatkan Ibnu Majah Atthabrani, iman didefinisikan dengan keyakinan dalam hati, diikrarkan dengan lisan, dan diwujudkan dengan amal perbuatan (Al-Iimaanu 'aqdun bil qalbi waiqraarun billisaani wa'amalun bil arkaan). Dengan demikian, iman merupakan kesatuan atau keselarasan antara hati, ucapan, dan laku perbuatan, serta dapat juga dikatakan sebagai pandangan dan sikap hidup atau gaya hidup. Istilah iman dalam al-Qur'an selalu dirangkaikan dengan kata lain yang memberikan corak dan warna tentang sesuatu yang diimani, seperti dalam surat an-Nisa': 51 yang dikaitkan dengan jibti (kebatinan/idealisme) dan thaghut (realita/naturalisme). Sedangkan dalam surat al-Ankabut: 52 dikaitkan dengan kata bathil, yaitu walladziina aamanuu bil baathili. Bhatil berarti tidak benar menurut Allah. Dalam surat lain iman dirangkaikan dengan kata kaafir atau dengan kata Allah. Sementara dalam al-Baqarah: 4, iman dirangkaikan dengan kata ajaran yang diturunkan Allah (yu'minuuna bimaa unzila ilaika wamaa unzila min qablika).
Dalam hadits diriwayatkan Ibnu Majah Atthabrani, iman didefinisikan dengan keyakinan dalam hati, diikrarkan dengan lisan, dan diwujudkan dengan amal perbuatan (Al-Iimaanu 'aqdun bil qalbi waiqraarun billisaani wa'amalun bil arkaan). Dengan demikian, iman merupakan kesatuan atau keselarasan antara hati, ucapan, dan laku perbuatan, serta dapat juga dikatakan sebagai pandangan dan sikap hidup atau gaya hidup. Istilah iman dalam al-Qur'an selalu dirangkaikan dengan kata lain yang memberikan corak dan warna tentang sesuatu yang diimani, seperti dalam surat an-Nisa': 51 yang dikaitkan dengan jibti (kebatinan/idealisme) dan thaghut (realita/naturalisme). Sedangkan dalam surat al-Ankabut: 52 dikaitkan dengan kata bathil, yaitu walladziina aamanuu bil baathili. Bhatil berarti tidak benar menurut Allah. Dalam surat lain iman dirangkaikan dengan kata kaafir atau dengan kata Allah. Sementara dalam al-Baqarah: 4, iman dirangkaikan dengan kata ajaran yang diturunkan Allah (yu'minuuna bimaa unzila ilaika wamaa unzila min qablika).
Akidah Islam dalam al-Qur'an disebut iman. Iman
bukan hanya berarti percaya, melainkan keyakinan yang mendorong seorang muslim
untuk berbuat. Oleh karena itu lapangan iman sangat luas, bahkan mencakup
segala sesuatu yang dilakukan seorang muslim yang disebut amal saleh. Seseorang
dinyatakan iman bukan hanya percaya terhadap sesuatu, melainkan kepercayaan itu
mendorongnya untuk mengucapkan dan melakukan sesuatu sesuai dengan keyakinan.
Karena itu iman bukan hanya dipercayai atau diucapkan, melainkan menyatu secara
utuh dalam diri seseorang yang dibuktikan dalam perbuatannya.
Proses
Terbentuknya Iman
Spermatozoa dan ovum yang diproduksi dan
dipertemukan atas dasar ketentuan yang digariskan ajaran Allah, merupakan benih
yang baik. Allah menginginkan agar makanan yang dimakan berasal dari rezeki
yang halalan thayyiban. Pandangan dan sikap hidup seorang ibu yang sedang hamil
mempengaruhi psikis yang dikandungnya. Ibu yang mengandung tidak lepas dari
pengaruh suami, maka secara tidak langsung pandangan dan sikap hidup suami juga
berpengaruh secara psikologis terhadap bayi yang sedang dikandung. Oleh karena
itu jika seseorang menginginkan anaknya kelak menjadi mukmin yang muttaqin,
maka suami isteri hendaknya berpandangan dan bersikap sesuai dengan yang
dikehendaki Allah.
Tanda-tanda
orang beriman
1.
Menjauhkan diri dari pandangan yang sempit dan picik.
2. Mempunyai
kepercayaan terhadap diri sendiri dan tahu harga diri.
3. Mempunyai
sifat rendah hati dan khidmat.
4. Senantiasa
jujur dan adil.
5. Tidak
bersifat murung dan putus asa dalam menghadapi setiap persoalan dan situasi.
6. Mempunyai
pendirian yang teguh, kesabaran, ketabahan, dan optimisme.
7. Mempunyai
sifat ksatria, semangat dan berani, tidak gentar menghadapi resiko, bahkan
tidak takut kepada maut.
8. Mempunyai
sikap hidup damai dan ridha.
9. Patuh,
taat, dan disiplin menjalankan peraturan Ilahi.




3 komentar:
Alhamdulillah terima kasih banyak ustadz materinya, sekarang sdh tau bagaimana kita menjadi orang yg beriman dan bertaqwa.
Nur Insaniah Zahirah
VII.11
Syukron ustadz atas materinya yang telah diberikan
Nama=Syaqila Azzahra Noer Izzani Radi(39)
Kelas=7.11
Syukron ustadz atas materinya saya akan meningkatkan iman saya
Nama : NUR RESQYTA PUTRI
Kelas:7.11
Posting Komentar