Kepala MTsN 1 Kota Makassar

Zulfikah Nur, S.Pd.i.,M.Pd.i

Art Theraphy Counseling

Foto di ruangan, siswa bersama Guru BK setelah melaksanakan art theraphy conseling

Pelaksanaan Kegiatan Supervisi

Pemeriksaan kelengkapan perangkat administrasi dan data-data BK

Proses Pelaksanaan Konseling

Layanan konseling kelompok untuk pemecahan masalah; Guru Bk bersama siswa "Tudang sipulung"

Guru BK MTsN 1 Kota Makassar

Foto Bersama

Kamis, 31 Oktober 2019

PENYESUAIAN DIRI & EMOSI

                                                    
Emosi adalah suatu hal yang begitu saja terjadi dalam hidup Anda. Anda menganggap bahwa perasaan marah, takut, sedih, senang, benci, cinta, antusias, bosan, dan sebagainya adalah akibat dari atau hanya sekedar respon Anda terhadap berbagai peristiwa yang terjadi pada Anda. Membahas soal emosi maka sangat kait eratannya dengan kecerdasan emosi itu sendiri dimana merupakan kemampuan seseorang untuk memotivasi diri sendiri, bertahan menghadap frustasi, mengendalikan dorongan hati (kegembiraan, kesedihan, kemarahan, dan lain-lain) dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan mampu mengendalikan stres. Kecerdasan emosional juga mencakup kesadaran diri dan kendali dorongan hati, ketekunan, semangat dan motivasi diri dan kendali dorongan hati, ketekunan, semangat dan motivasi diri, empati dan kecakapan sosial. Keterampilan yang berkaitan dengan kecerdasan emosi antara lain misalnya kemampuan untuk memahami orang lain, kepemimpinan, kemampuan membina hubungan dengan orang lain, kemampuan berkomunikasi, kerjasama tim, membentuk citra diri positif, memotivasi dan memberi inspirasi dan sebagainya.
Kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk menenali perasaan diri sendiri, perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungannya dengan orang lain.
Kecerdasan Emosisonal atau Emotional Quotient (EQ) semakin gperlu dicermati karena kehidupan manusia semakin kompleks. Kompleksnya kehidupan manusia membawa dampak yang buruk terhadap kehidupan emosional individu, hasil survey Daniel Goleman menunjukkan kecenderungan yang sama di seluruh dunia, bahwa generasi sekarang lebih banyak mengalami kesulitan emosional daripada generasi sebelumnya. Mereka lebih kesepian dan penurung, lebih beringas dan kurang menghargai sopan santun, lebih gugup, mudah cemas, lebih meledak-ledak (impulsif dan regresif).
EQ atau kecerdasan emosional itu tumbuh, dipupuk, dipelajari melalui proses belajar dan direspons melalui pengalaman hidup sejak seseorang lahir hingga meninggal. Pertumbuhan dan perkembangan EQ dapat dipengaruhi oleh lingkungan baik lingkungan keluarga maupun masyarakat.
Menurut Daniel Goleman, ada beberapa kemampuan yang menyebabkan seseorang mempunyai EQ tinggi. Kemampuan tersebut adalah :
  1. Kemampuan memahami atau mengenali emosi diri, yaitu kesadaran diri untuk mengenali perasaan apada waktu perasaan itu terjadi.
  2. Kemampuan mengelola emosi, yaitu mampu menangani perasaan agar perasaan dapat terungkap dengan tepat.
  3. Kemampuan memotivasi diri, yaitu kemampuan untuk menata emosi untuk mencapai tujuan, selalu meyakinkan diri sendiri, bergairah dan antusias.
  4. Kemampuan mengenali emosi orang lain, yaitu kemampuan untuk dapat berempati terhadap orang lain.
  5. Kemampuan untuk membina hubungan, yaitu kemampuan untuk dapat menularkan perasaan positif kepada orang lain.
Seseorang yang secara emosi tidak cerdas biasanya :
  1. Bersifat agresif.
  2. Cenderung berpikir negatif.
  3. Malas dan lebih suka melakukan kegiatan untuk menyenangkan diri secara berlebihan.
  4. Lebih mementingkan diri sendiri (egois).
  5. Tidak mampu menentukan tujuan.
  6. Cepat cemas dan depresi.
  7. Menarik diri dari pergaulan.
  8. Suka memanfaatkan kelemahan orang lain.
  9. Tidak sopan.
  10. Kurang percaya diri.
Seseorang yang secara emosi bermasalah tentu akan sulit untuk mempelajari sesuatu. Remaja yang pemarah, cepat stress dan depresi biasanya malas untuk membuka diri dan menerima pengalaman belajar baru.
Kecerdasan Emosi atau Emotional Quotient (EQ) meliputi kemampuan mengungkapkan perasaan, kesadaran serta pemahaman tentang emosi dan kemampuan untuk mengatur dan mengendalikannya. Kecerdasan emosi dapat juga diartikan sebagai kemampuan Mental yang membantu kita mengendalikan dan memahami perasaan-perasaan kita dan orang lain yang menuntun kepada kemampuan untuk mengatur perasaan-perasaan tersebut.
Jadi orang yang cerdas secara emosi bukan hanya memiliki emosi atau perasaan-perasaan, tetapi juga memahami apa arti emosi dan perasaan tersebut. Dapat melihat diri sendiri seperti orang lain melihat kita, mampu memahami orang lain seolah-olah apa yang dirasakan orang itu kita rasakan juga.
Setidaknya ada 5 unsur yang membangun kecerdasan emosi, yaitu:
  1. Memahami emosi-emosi sendiri
  2. Mampu mengelola emosi-emosi sendiri
  3. Memotivasi diri sendiri
  4. Memahami emosi-emosi orang lain
  5. Mampu membina hubungan sosial
Sejauh mana kecerdasan emosi Anda? Untuk mengetahuinya, kelima unsur di atas dapat dijadikan barometer untuk mengukur apakah Anda termasuk orang yang cerdas secara emosi.  Berikut ini adalah hal-hal spesifik yang perlu dipahami dan dimiliki oleh orang-orang yang cerdas secara emosi :
1.  Mengatasi stress
Stres merupakan tekanan yang timbul akibat beban hidup. Stress dapat dialami oleh siapa saja. Orang yang cerdas secara emosional mampu menghadapi kesulitan hidup dengan kepala tegak, tegar dan tidak hanyut oleh emosi yang kuat. Cenderung menghadapi semua hal, bukannya lari dan menghindar. Dapat mengelakkan pukulan sehingga tidak hancur dan tetap terkendali. Mungkin sesekali terjatuh namun tidak terpuruk sehingga dapat berdiri tegak kembali.
2.  Mengendalikan Dorongan Hati
Orang yang cerdas secara emosi tidak memakai prinsip “harus memiliki segalanya saat itu juga”. Mengendalikan dorongan hati merupakan salah satu seni bersabar dan menukar rasa sakit atau kesulitan saat ini dengan kesenangan yang jauh lebih besar dimasa yang akan datang. Kecerdasan emosi penuh dengan perhitungan.
3.  Mengelola Suasana Hati
Orang yang cerdas secara emosi tidak berada dibawah kekuasaan emosi. Mereka akan cepat kembali bersemangat apapun situasi yang menghadang dan tahu cara menenangkan diri.
4.  Memotivasi Diri
Orang dengan keterampilan ini cenderung sangat produktif dan efektif dalam hal apapun yang mereka hadapi. Ada banyak cara untuk memotivasi diri sendiri antara lain dengan banyak membaca buku atau artikel-artikel positif, “selftalk”, tetap fokus pada impian-impian, evaluasi diri dan sebagainya.
5. Memahami Orang Lain
Menyadari dan menghargai perasaan-perasaan orang lain adalah hal terpenting dalam kecerdasan emosi. Hal ini juga biasa disebut dengan empati. Empati bisa juga berarti melihat dunia dari mata orang lain. Ini berarti juga dapat membaca dan memahami emosi-emosi orang lain. Memahami perasaan orang lain tidak harus mendikte tindakan kita. Keuntungan dari memahami  orang lain adalah kita lebih banyak pilihan tentang cara bersikap dan memiliki peluang lebih baik untuk berkomunikasi dan menjalin hubungan baik dengan orang lain.
6. Kemampuan Sosial
Memiliki perhatian mendasar terhadap orang lain. Orang yang mempunyai kemampuan sosial dapat bergaul dengan siapa saja, menyenangkan dan tenggang rasa terhadap orang lain ynag berbeda dengan dirinya. Orang-orang dengan kecerdasan emosi yang tinggi bisa membuat orang lain merasa tentram dan nyaman berada didekatnya.
Pengendalian Diri
Pengendalian diri merupakan sikap, tindakan atau perilaku seseorang secara sadar baik direncanakan atau tidak untuk mematuhi nilai dan norma sosial yang berlaku. Mengendalikan diri tidaklah mudah, namun memberikan banyak manfaat. Sebelum lanjut ke penjelasan mengenai cara-cara pengendalian diri yang dapat dilakukan dengan beberapa cara. Berikut adalah cara-caranya :
Cara pertama adalah mengendalikan diri dengan menggunakan prinsip kemoralan. Seperti menjaga sikap, ucapan, maupun menjaga dari pikiran-pikiran negative terhadap apapun yang dihadapi. Setiap agama pasti mengajarkan kemoralan, misalnya tidak mencuri, tidak membunuh, tidak menipu, tidak berbohong, tidak mabuk-mabukan, tidak melakukan tindakan asusila. Saat ada dorongan hati untuk melakukan sesuatu yang negatif, coba larikan ke rambu-rambu kemoralan. Apakah yang kita lakukan ini sejalan atau bertentangan dengan nilai-nilai moral dan agama?
Cara kedua pengendalian diri adalah dengan menggunakan kesadaran. Kita sadar saat suatu bentuk pikiran atau perasaan yang negatif muncul. Pada umumnya orang tidak mampu menangkap pikiran atau perasaan yang muncul. Dengan demikian mereka langsung lumpuh dan dikuasai oleh pikiran dan perasaan mereka. Misalnya, seseorang menghina atau menyinggung kita. Kita marah. Nah, kalau kita tidak sadar atau waspada maka saat emosi marah ini muncul, dengan begitu cepat, tiba-tiba kita sudah dikuasai kemarahan ini. Jika kesadaran diri kita bagus maka kita akan tahu saat emosi marah ini muncul. Kita akan tahu saat emosi ini mulai mencengkeram dan menguasai diri kita.
Kita tahu saat kita akan melakukan tindakan ”bodoh” yang seharusnya tidak kita lakukan. Saat kita berhasil mengamati emosi maka kita dapat langsung menghentikan pengaruhnya. Kalau masih belum bisa atau dirasa berat sekali untuk mengendalikan diri, larikan pikiran kita pada prinsip moral. Biasanya kita akan lebih mampu mengendalikan diri. Bagaimana jika sudah melakukan jurus satu, prinsip moral, dan jurus dua, kesadaran, ternyata kita tetap sulit mengendalikan diri? Lakukan cara ketiga!
Cara ketiga yaitu dengan perenungan. Saat kita sudah benar-benar tidak tahan, mau ”meledak” karena dikuasai emosi, saat kita mau marah besar, coba lakukan perenungan. Tanyakan pada diri sendiri pertanyaan, misalnya, berikut ini:
a.   Apa sih untungnya saya marah?
b.   Apakah benar reaksi saya seperti ini?
c.    Mengapa saya marah ya? Apakah alasan saya marah ini sudah benar?
Kalau saya marah dan sampai melakukan tindakan yang ”bodoh”, nanti reputasi saya rusak, kan saya yang rugi sendiri. Dengan melakukan perenungan, kerap kali maka kita akan mampu mengendalikan diri. Prinsip kerjanya sebenarnya sederhana. Saat emosi aktif maka logika kita nggak akan jalan. Demikian pula sebaliknya. Jadi, saat kita melakukan perenungan atau berpikir secara mendalam maka kadar kekuatan emosi atau keinginan kita akan menurun
Cara keempat pengendalian diri adalah dengan menggunakan kesabaran. Emosi naik, turun, timbul, tenggelam, datang, dan pergi seperti halnya pikiran. Saat emosi bergejolak sadari bahwa ini hanya sementara. Usahakan tidak larut dalam emosi. Gunakan kesabaran, tunggu sampai emosi ini surut, baru berpikir untuk menentukan tanggapan yang bijaksana dan bertanggung jawab. Oh ya, tahukah Anda bahwa kata bertanggung jawab itu dalam bahasa Inggris adalah responsibility, yang bila kita pecah menjadi response-ability atau kemampuan memberikan respon? Kalau sudah menggunakan kesabaran masih juga belum bisa, bagaimana? Lakukan cara kelima.
Cara kelima yaitu menyibukkan diri dengan pikiran atau aktivitas yang positif. Pikiran hanya bisa memikirkan satu hal dalam suatu saat. Ibarat layar bioskop, film yang ditampilkan hanya bisa satu film dalam suatu saat. Nah, film yang muncul di layar pikiran inilah yang mempengaruhi emosi dan persepsi kita. Saat kita berhasil memaksa diri memikirkan hanya hal-hal yang positif maka film di layar pikiran kita juga berubah. Dengan demikian pengaruh dari keinginan atau suatu emosi akan  mereda. 
Adapun hal-hal yang harus dihindari antara lain :
1)   Berbicara tidak sopan atau sering menggunakan kata-kata kasar. Seseorang yang sering menggunakan kata-kata kasar akan otomatis mengeluarkan kata-kata kasar tersebut ketika ia sedang dalam keadaan emosi dan secara otomatis pula mosinya justru akan terus berkobar.
2)   Terlalu sering bermain game. Ini merupakan salah satu bentuk hawa nafsu yang sudah menjadi kebiasaan dikalangan remaja bahkan anak-anak pada saat ini. Hasrat untuk bermain game akan sulit dikendalikan sehingga kita akan terus-menerus melakukan ini.
3)   Nafsu terhadap hal bersifat pornografi. Tidak jauh beda dengan penjelasan diatas (terlalu sering bermain game). Hal ini dapat mengakibatkan seseorang semakin tersesat kedalam hal-hal negative dan akan membuatnya semakin jauh dari agama dan Tuhannya.
4)   Dengan menjauhi hal-hal tersebut diatas, akan membantu kita untuk bisa mengendalikan diri.
Contoh Sikap dan Perilaku Pengendalian Diri :
1.  Dalam Keluarga
·      Hidup sederhana dan tidak suka pamer harta kekayaan dan kelebihannya.
·      Tidak mengganggu ketentraman anggota keluarga lain.
·      Tunduk dan taat terhadap aturan serta perintah orang tua.
 2. Dalam Masyarakat
·      Mencari sahabat sebanyak-banyaknya dan membenci permusuhan
·      Saling menghormati dan menghargai orang lain
·      Mengutamakan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi
·      Mengikuti segara aturan yang berlaku dalam masyarakat
 3. Dalam Lingkungan Sekolah
·      Patuh dan taat pada peraturan di sekolah
·      Menghormati dan menghargai teman, guru, karyawan, dll
·      Berani mengatakan tidak pada ajakan dan paksaan tawuran pelajar serta perbuatan tercela
·      Hidup penuh kesederhanaan, tidak sombong dan gengsian
     Manfaat Pengendalian Diri
       Tanpa disadari, meskipun terlihat sederhana, namun upaya-upaya untuk mengendalikan tersebut mampu menuai banyak manfaat apabila kita berhasil untuk mengendalikan diri. Manfaat yang diperoleh dari keberhasilan seseorang dalam mengendalikan dirinya antara lain
1.      Kita jadi mampu untuk meningkatkan kesabaran. Dengan kesabaran, dapat meningkatkan komunikasi positif dilingkungan masyarakat sehingga di peroleh suasana tenang.
2.      Akan lebih dapat menimbangkan pencukupan kebutuhan hidup  yang sesuai dengan kemampuan diri dan meningkatkan rasa syukur atas nikmat yang di berikan oleh Tuhan
3.      Dapat  mengurangi rasa gelisah, cemas, iri dan tidak puas yang dapat terjadi pada semua tingkatan.





KERAGAMAN BUDAYA DI INDONESIA

وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللّٰهِ جَمِيْعًا وَّلَا تَفَرَّقُوْا ۖوَاذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ اِذْ كُنْتُمْ اَعْدَاۤءً فَاَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فَاَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهٖٓ اِخْوَانًاۚ وَكُنْتُمْ عَلٰى شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَاَنْقَذَكُمْ مِّنْهَا ۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اٰيٰتِهٖ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ

Artinya: "Dan berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk."

Setiap individu lahir di dunia penuh dengan perbedaan. Tidak ada dua orang yang sama persis didunia ini, meskipun ia kembar identik sekalipun. Perbedaan meliputi berbagai segi, mulai dari perbedaan fisik, perbedaan agama, ras, golongan sosial ekonomi, hingga perbedaan lain yang menyangkut gagasan, pendapat, selera, keinginan dan sebagainya. Pada usia anda saat ini tentunya anda telah dapat menerima perbedaan akan meningkat sejalan dengan peningkatan kedewasaannya. Bagaimana dengan anda? Sejauh mana anda menerima perbedaan dengan teman sekelas, dengan keluarga, dengan lingkungan?
Negara Indonesia adalah termasuk negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau, dan terdiri dari suku, agama, ras, adat, sosial ekonomi dan kebudayaannya. Maka Indonesia juga termasuk negara yang memiliki keberagaman, yakni keberanekaragamanan dari beberapa buah perbedaan yang dimilikinya.  Perbedaan-perbedaan tersebut harapannya bukanlah pemicu  konflik dan perselisihan antar warganya akan tetapi   sebagai modalitas pembangunan, kekayaan budaya dan sebagai ajang interaksi sosial  diatas dasar perbedaan-perbedaan yang ada. Kita bisa mengambil filosofi sebuah Orkestra, yang terdiri banyak perbedaan alat musik yang berbeda bentuk, cara membunyikannya, dan bunyinya. Namun ketika kita padukan dari alat-alat tersebut pada sebuah orkestra maka hasilnya menjadi sebuah musik yang luar biasa didengar yang sangat ekspektakuler.
Dengan ditambah jumlah penduduknya yang mencapai lebih dari 200 juta orang yang tinggal di berbagai pulau di Indonesia. Mereka juga menetap di suatu wilayah dengan keadaan geografis yang berbeda dimulai dari kawasan pegunungan yang merupakan daerah dengan dataran tinggi, kemudian dataran rendah dan juga pesisir, daerah pedesaan, daerah perkotaan dan lain sebagainya.
Hal tersebut juga sangat berhubungan dengan tingkat peradaban yang ada di dalam suatu kelompok tertentu di Indonesia yang notabene sangatlah beragam. Pertemuan dengan berbagai budaya dan juga adat tersebut sangatlah mempengaruhi proses asimilasi kebudayaan yang terdapat di Indonesia sendiri dan itu tentu saja menyebabkan bertambahnya berbagai kebudayaan yang terdapat di Indonesia.

Pada tataran perbedaan fisik SARASEK (Suku, Agama, Ras, Adat, Sosial, Ekonomi dan Kebudayaan) umumnya orang akan mampu menerimanya saat ia cukup dewasa. Tetapi ada pula yang tidak mampu menerima perbedaan tersebut, hingga muncullah konflik antar suku, konflik antar agama, konflik antar ras, konflik antar etnis atau adat, diskriminasi antar perbedaan warna kulit, atau konflik antar kelas sosial ekonomi dan konflik kebudayaan. Setingkat lebih tinggi dari itu adalah  perbidaan pendapat atau gagasan.
Beberapa orang yang telah mampu menerima perbedaan kelas sosial ekonomi dan ras atau suku, kadang-kadang belum mampu menerima perbedaan pendapat atau gagasan. Padahal, ia mungkin duduk sebagai pimpinan sebuah organisasi atau seorang pejabat. Orang dengan tipe seperti ini tidak dapat menerima masukan dari orang lain yang bersifat memperkayan pendapatnya. Ia menghendaki segala sesuatu dilakukan sesuai dengan pendapatnya. Jika ia seorang pemimpin atau kepala dalam organisasi, keluarga, perusahaan, atau ketua kelas, ia tidak akan menerima pendapat, kritik, atau masukan dari orang lain. Ia merasa bahwa pendapatnyalah yang paling benar. Kemampuan menerima perbedaan sesungguhnya sangat mendukung perkembangan diri seseorang. Orang yang tak mampu menerima perbedaan cenderung menutup jalan kearah perkembangan dirinya sendiri yang lebih baik. hal ini tentu merugikan orang tersebut.
Bagaimana cara agar dapat menerima perbedaan?  Cara untuk menerima perbedaan sesungguhnya sangat mudah, yakni dengan jalan menyadari bahwa segala sesuatu secara alamiah, secara fitrah, memang harus berbeda. Perbedaan tersebut adalah varian yang akan memperkaya kehidupan. Sebagai pelajar, anda dapat melatih diri dengan besikap baik terhadap teman tanpa membuat diskriminasi agama, ras, kelas sosial ekonomi. Anda juga dapat berlatih menerima perbedaan gagasan dan pendapat melalui diskusi. Lakukanlah diskusi dan cobalah menerima semua pendapat dan memeahaminya. Kalaupun pendapat-pendapat tersebut tidak dapat benar-benar digabungkan, tetapi semua itu akan memperkaya anda. Jika anda berusaha memahami pendapat lain yang berseberangan dengan pendapat anda maka sesungguhnya anda sedang menukan sudut pandang lain cara berpikir yang akan memperkaya anda. Dengan cara itu mungkin pikiran anda akan terbuka dan anda akan menghasilkan gagasan yang lebih cerdas. 
Dengan cara seperti itulah mestinya anda memandang segala perbedaan. Jika anda melakukan ini, ada saatnya anda akan menyadari bahwa segala sesuatu yang sama justru akan memiskinkan gagasan, membuat diri anda mandeg, tidak membantu pertumbuhan diri anda dan hanya sekedar mengiyakan. Tentu saja, dalam porsi yang tepat anda juga membutuhkan gagasan yang sejalan untuk memperkuat dan mendukung anda secara moril. Segala sesuatu yang ada, secara fitrah ada gunanya, jadi terimalah perbedaan dengan wajar. 


KONSEP DIRI POSITIF



Pentingnya Berpikir Positif
Kalau kita mendengar kata positif pasti kita akan terbayang hal-hal yang baik saja, berpikir positif, bertindak positif, berkelakuan positif yang artinya adalah sesuatu yang baik-baik saja. Dalam menjalani hidup, tentu saja kita sebagai manusia selalu ada masalah dan tantangan yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa. Apa yang Tuhan berikan itu pastilah untuk menguji kita sebagai hamba apakah tetap berada dijalan-Nya atau tidak. Setiap orang punya masalah tapi yang membedakan orang yang satu dengan yang lain adalah bagaimana orang tersebut me-manage dan menyikapi masalah yang dihadapi. Secara sadar ataupun tidak, kita sering mengeluh dan berpikir negatif terhadap keadaan atau situasi yang kita alami. Berpikiran negatif kepada sesama manusia saja tidak baik, apalagi kalau kita sampai berpikiran negatif kepada Sang Pencipta?
Manfaat Berpikir Positif dan Senyum
Sudah tidak diragukan lagi bahwa hanya dengan berpikir positif badan kita menjadi sehat, tidak sakit-sakitan, atau bahkan sukses dalam bisnis. Memang dengan berpikir positif urat-urat saraf kita menjadi tidak tegang, sehingga pikiran menjadi jernih, mudah memutuskan hal-hal yang penting. Selain berpikir positif, senyum juga sangat besar pengaruhnya terhadap diri kita. Saya sering menganjurkan teman-teman meluangkan waktunya untuk tersenyum
Orang yang sedih bisa gembira dengan senyum. Orang marah akan reda jika bisa tersenyum. Jika tidak bisa tersenyum, dipaksakan untuk tersenyum dengan cara menarik ujung bibir seperti orang yang sedang tersenyum. Dengan cara tersebut sudah terbukti mengendorkan urat saraf yang tegang.
Dalam buku The Secret juga diungkapkan bahwa pikiran positif menjadi dasar utama dalam mencapai kesuksesan. Bahkan orang yang sakit pun akan sembuh hanya dengan berpikir positif. Tetapi mudahkah kita untuk berpikir positif?
Jadi, dengan berpikir positif dan senyum, hati menjadi tenang, pikiran menjadi jernih, saraf tidak tegang, dan bekerja akan menjadi lebih lagi. Mari kita mulai hari-hari dengan berpikir positif dan senyum serta syukur.
Membangun Sikap Berpikir Positif
Ada 9 cara untuk membangun sikap menjadi lebih positif, antara lain :
1.    Anda bisa memilih bersikap optimis
2.    Anda bisa memilih menerima segalanya apa adanya
3.    Anda bisa memilih bersikap antusias
4.    Anda bisa memilih lebih peka
5.    Anda bisa memilih humor
6.    Anda bisa memilih sportif
7.    Anda bisa memilih rendah hati
8.    Anda bisa memilih bersyukur
9.    Anda bisa memilih beriman
Tips Selalu Berpikir Positif
Percaya atau tidak, sikap kita adalah cermin masa lampau kita, pembicaran kita di masa sekarang dan merupakan peramal bagi masa depan kita. Maksudnya apa ? Ya, bahwa kondisi masa lalu, sekarang dan masa depan kita dapat tercermin dari bagaimana sikap kita sehari-hari. Perhatikan satu hal, sikap kita merupakan sahabat yang paling setia, namun juga bisa menjadi musuh yang paling berbahaya. Bagaimana sikap mental kita adalah sebuah pilihan ; positif ataukah negatif.
Jika kita seorang yang berpikiran positif, kita pasti mampu menghasilkan sesuatu. Kita akan lebih banyak berkreasi daripada bereaksi. Jelasnya, kita lebih berkonsentrasi untuk berjuang mencapai tujuan-tujuan yang positif daripada terus saja memikirkan hal-hal negatif yang mungkin saja terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Dengan bersikap positif bukan berarti telah menjamin tercapainya suatu keberhasilan. Namun, bila sikap kita positif, setidak-tidaknya kita sudah berada di jalan menuju keberhasilan. Berhasil atau tidaknya kita nantinya ditentukan oleh apa yang kita lakukan di sepanjang jalan yang kita lalui tersebut.
Beberapa tips berikut terbukti cukup membantu. Cobalah untuk menjalankan kegiatan-kegiatan berikut ini sebanyak mungkin dalam hidup kita. Sebagaimana untuk mencapai hal-hal lainnya, untuk menjadi seorang yang berpikiran positif, prosesnya harus dilakukan secara terus-menerus :
a.    Pilihlah sebuah kutipan yang bernada positif setiap minggunya dan tulislah kutipan tadi pada selembar kartu berukuran 3 x 5. Bawalah kartu tadi setiap hari selama seminggu. Baca dan perhatikanlah kutipan tadi secara berkala dalam sehari dan jadikan afirmasi, misalnya di meja belajar Anda, atau di cermin kamar tidur atau mandi. Jadikanlah setiap kutipan tersebut bagian pemikiran Anda selama seminggu itu.
b.    Pilihlah seseorang yang Anda anggap berpikiran negatif. Cobalah cari hal-hal yang positif dalam diri orang itu dan ubahlah pikiran-pikiran negatif Anda mengenai orang tersebut dengan hal-hal positif tadi. Sebagai orang beragama, tolong doakan pula orang tersebut dengan hal-hal positif tadi dan mohonlah agar Tuhan menolongnya.
c.    Pilih satu hari istimewa dalam seminggu dan jadikanlah hari itu sebagai “hari 100. Bangunlah pada pagi hari dan yakinlah bahwa setiap orang yang akan Anda temui bernilai “100, dan perlakukanlah mereka secara demikian. Anda pasti akan heran sendiri melihat tanggapan yang akan Anda peroleh dari orang-orang yang selama ini Anda anggap remeh.
d.    Tandai suatu hari dalam seminggu sebagai “hari berpikiran positif.” Hapuslah kata-kata “tidak dapat,” “tidak pernah,” atau kata-kata lain yang senada, usahakan agar Anda menemukan cara untuk mengatakan apa yang bisa Anda lakukan.
e.    Paling tidak sekali dalam seminggu, carilah suatu kesempatan untuk bisa memberi kepada orang lain dengan tulus. Berbuatlah suatu kebaikan pada seseorang yang belum Anda kenal.

Siapa yang ingin sukses ?
Kuncinya jangan pernah sekali-kali berpikiran negatif !
Buang jauh-jauh hal-hal negatif ;
juga kalimat-kalimat negatif dari pikiran Anda !
Jangan pernah ada lagi kalimat-kalimat seperti :
“Pasti gagal;
Kami belum pernah melakukannya;
Kami tak sanggup melakukannya;
Saya belum siap melakukannya;
Itu bukan tanggung jawab kami;
dan sebagainya”.



Senin, 28 Oktober 2019


PEMAHAMAN DIRI MINAT & BAKAT




    Pengertian Bakat
Bakat adalah kemampuan bawaan sejak lahir yang merupakan potensi (kemampuan terpendam) diri kita yang masih memerlukan pengembangan melalui pendidikan, pembelajaran atau pelatihan sehingga menjadi suatu kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus.Keterampilan khusus misalnya kemampuan berbahasa, bermain music, melukis.
Bakat bukanlah merupakan potensi tunggal, melainkan merupakan sekelompok potensi yang bertingkat membentuk bakat.Pada bakat music terdpat kemampua membedakan nada, kepekaan akan jeserasian suara, kepekaan irama dan nada. Bakat baru muncul ketika apabila dia mendapat kesempatan untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya yang dapat mengembangkan bakat anak tersebut.Sehingga perlu diketahui bahwa untuk mengembangkan bakat maka diperlukan pelatihan-pelatihan untuk menggali potensi yang dimilikinya.
Bakat mempunyai banyak jenis diantaranya adalah bakat akademis, bakat kreatif, bakat seni, bakat kinestetik dan bakat sosial.Masing-masing bakat tersebut memiliki kriteria sendiri untuk mencapainya. Kriteria tersebut dapat dilihat melalui banyak cara diantaranya adalah melalui tes bakat. Tes bakat merupakan salah satu cara untuk memperoleh gambaran mengenai berbagai bidang kemampuan dan minat seseorang. Namun hasil tes bakat tersebut tidak dapat menentukan secara mutlak pekerjaan atau karier yang harus dijalani.
Mengenali bakat yang kita miliki dapat ditempuh dengan beberapa cara yaitu:
a. Memahami dengan seksama bakat kita.
b. Mencari media yang tepat untuk mengembangkannya
c. Menyesuaikan dengan minat kita.
d. Menyakinkan diri bisa sukses berkarier dengan bakat dan minat yang ada.
e. Siap menghadapi berbagai kesulitan terkait dengan pengembangan bakat.
f. Tidak gampang mengeluh, berkecil hati, berjiwa besar, dan percaya diri untuk mengembangkat bakat.
g. Mencari informasi tambahan dari berbagai sumber diluar sekolah seperti internet, yang berkaitan dengan pengembangan bakat.
Gaya belajar merupakan suatu cara yang dilakukan oleh seseorang untuk meperoleh informasi, mengolah informasi, untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dalam proses belajar mengajar, agar terjadi suatu proses belajar yang menyenangkan sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai.
Siswa yang bertipe auditori mengandalkan kesuksesan belajarnya melalui telinga (alat pendengarannya). Anak yang mempunyai gaya belajar auditori dapat belajat lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru katakana. Anak auditori dapat mencerna makna yang disampaikan melalui tone suara, pitch (tinggi rendahnya), kecepatan berbicara dan hal-hal auditori lainnya. Belajar dengan menulis mempunyai makna yang minim bagi anak auditori.Anak-anak auditori dapat menghafal lebih cepat dengan membaca teks dengan keras dan mendengarkan kaset.
Kelebihan ketika menggunakan gaya belajar ini:
a.     Ketika harus mempresentasikan hasil pekerjaannya maka dapat melaksanakannya dengan baik.
b.    Mudah menirukan ucapan orang lain dengan waktu yang relatif cepat.
c.     Mempunyai tata bahasa yang baik.
d.   Mudah mengingat nama orang.
e.    Suka berbicara
f.     Tidk takut ketika harus berbicara didepan kelas, akan menonjol ketika terjadi diskusi dikelas.
g.    Berbicara dalam irama yang berpola.
Kelemahan ketika menggunakan gaya belajar ini:
a.       Kurang baik ketika membaca (membaca relative pelan).
b.      Kurang bisa mengingat ketika dibacakan tidak dengan disuarakan.
c.       Kurang baik ketika menulis karangan.
d.      Sulit diam untuk waktu yang relative lama.
e.       Mudah terganggu oleh keributan.
Gaya belajar selanjutnya yaitu kinestetik.Gaya belajar kinestetik adalah belajar melalui gerakan-gerakan sebagai sarana memasukkan informasi ke dalam otaknya.Gaya belajar ini bersifat eksternal dengan melibatkan kegiatan fisik, membuat model, memainkan peran, berjalan, dan sebagainya.Gaya belajar kinestetika yang bersifat internal menekankan pada kejelasan makna dan tujuan sebelum mempelajari sesuatu hal. Anak yang mempunyai gaya belajar kinestetik belajat melalui bergerak, menyentuh dan melakukan. Anak kinestetik sulit untuk diam berjam-jam karena keinginan mereka untuk beraktifitas dan eksplorasi sangatlah kuat.Siswa yang bergaya ini belajarnya melalui gerak dan sentuhan. Kelebihan dan kekurangan gaya belajar tipe ini adalah:
Kelebihan:
a.       Biasanya anak cenderung berpenampilan rapi.
b.      Mempunyai kelebihan dalam bidang olahraga.
c.       Menyukai pekerjaan di laboratorium.
d.      Koordinasi antara mata dan tangan bagus.
Kekurangan:
a.       Cenderung frustasi dan gelisah bila harus duduk mendengarkan penjelasan guru dalam jangka waktu yang relative lama, oleh karena itu mereka break (istirahat) dalam waktu belajar berlangsung.
b.      Kemampuan kurang dalam mengeja atau spelling.
c.       Menggunakan jari telunjuk ketika membaca.
d.      Tidak dapat mengerti geografi, kecuali sudah berkali-kali datang ke tempat tersebut.
Gaya belajar ketiga adalah visual. Siswa yang mempunyai gaya belajar visual cenderung belajar melalui hubungan visual (penglihatan). Gaya belajar visual eksternal materi atau media yang bisa digunakan adalah buku, poster, majalah, rangka tubuh manusia, peta, dan lain-lain. Sedangkan gaya belajar visual yang bersifat internal adalah menggunakan imajinasi sebagai sumber informasi.Anak yang bergaya belajar visual harus melihat bahasa tubuh dan ekspresi muka gurunya untuk mengerti materi pelajaran. Mereka cenderung untuk duduk di depan agar dapat melihat dengan jelas. Mereka berpikir menggunakan gambar-gambar di otak mereka dan belajar lebih cepat dengan menggunakan tampilan-tampilan visual, seperti diagram, buku pelajaran bergambar, dan video.Anak visual lebih suka mencatat sampai detil-detilnya untuk mendapatkan informasi.
Kelebihan gaya belajar visual:
a.       Rapi dan teratur.
b.      Mempunyai sifat yang teliti dan detail ketika mengerjakan sesuatu.
c.       Biasanya tidak terganggu jika harus beljaar di dalam keributan atau keramaian, anak tetap akan berkonsentrasi ketika harus beljaar di tempat ramai.
d.      Tulisan tangan relative rapid an bagus.
e.       Cenderung suka membaca.
Kekurangan gaya belajar visual:
a.       Sering kali mengetahui apa yang harus dikatakan, tetapi tidak pandai dalam memilih kata-kata.
b.      Mengingat dala instruksi verbal.
c.       Kurang menyukai berbicara.
d.      Biasanya sukar mengingat suatu informasi yag diberikan secara lisan.
Adapun ciri-ciri belajar visual, auditori dan kinestetik adalah sebagai berikut:
1.    Ciri-ciri belajar visual adalah sebagai berikut:
a)      Bicara agak cepat.
b)      Mementingkan penampilan dalam berpakaian/presentasi.
c)      Tidak mudah terganggu oleh keributan.
d)     Mengingat yang dilihat, daripada yang didengar.
e)      Lebih suka membaca daripada dibacakan.
f)       Pembaca cepat dan tekun.
g)      Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tapi tidak pandai memilih kata-kata.
h)      Lebih suka melakukan demonstrasi dari pada pidato.
i)        Lebih suka music daripada seni.
j)        Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan seringkali minta bantuan orang untuk mengulanginya.
2. Ciri-ciri belajar auditori adalah sebaga berikut:
a)      Saat bekerja suka bicara kepada diri sendiri.
b)      Mudah terganggu oleh keributan.
c)      Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang di diskusikan dari pada yang dilihat.
d)     Senang membaca dengan keras dan mendengarkan.
e)      Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca.
f)       Biasanya ia pembicara yang fasih.
g)      Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya.
h)      Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik.
i)        Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan visual.
j)        Berbicara dengan irama yang terpola.
k)      Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, berirama dan warna suara.
3. Ciri-ciri belajar kinestetik adalah sebagi berikut:
a)    Berbicara perlahan.
b)   Penampilan rapih.
c)    Tidak terlalu mudah terganggu dengan situasi keributan.
d)   Belajar melalui manipulasi dan prkatek.
e)    Menghafal dengan cara berjalan dan melihat.
f)    Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca.
g)   Merasa kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita.
h)   Menyukai buku-buku dan mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca.
i)     Menyukai permainan yang menyibukkan.
j)     Tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memang pernah berada di tempat itu.
k)   Menyentuh orang untuk mendapat perhatian mereka. Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi.
Pengertian Minat
Minat adalah suatu proses yang tetap untuk memperhatikan dan menfokuskan diri pada sesuatu yang diminatinya dengan perasaan senang dan rasa puas. Minat juga merupakan suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasa takut atau kecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu pikiran tertentu.
Jadi, dapat disimpulkan minat ialah suatu proses pengembangan dalam mencampurkan seluruh kemampuan yang ada untuk mengarahkan individu kepada suatu kegiatan yang diminatinya.
Jenis – jenis minat:
1.    Minat vokasional merujuk pada bidang – bidang pekerjaan.
a.       Minat profesional : minat keilmuan, seni dan kesejahteraan sosial.
b.      Minat komersial : minat pada pekerjaan dunia usaha, jual beli, periklanan, akuntansi, kesekretariatan dan lain – lain.
c.       Minat kegiatan fisik, mekanik, kegiatan luar, dan lain – lain.
2.    Minat avokasional, yaitu minat untuk memperoleh kepuasan atau hobi. Misalnya petualang, hiburan, apresiasi, ketelitian dan lain – lain.
Faktor-Faktor Yang Mendukung Pengembangan Bakat dan Minat
1.  Faktor Intern
a.    Faktor Bawaan (Genetik)
Faktor ini merupakan faktor yang mendukung perkembangan individu dalam minat dan bakat sebagai totalitas karakteristik individu yang diwariskan orang tua kepada anak dalam segala potensi melalui fisik maupun psikis yang dimiliki individu sebagai pewarisan dari orang tuanya. Faktor hereditas sebagai faktor pertama munculnya bakat. Dari segi biologi, bakat sangat berhubungan dengan fungsi otak. Bila otak kiri dominan, segala tindakan dan verbal, intelektual, sequensial, teratur rapi, dan logis. Sedangkan otak kanan berhubungan dengan masalah spasial, non verbal, estetik dan artistic serta atletis.
b.  Faktor kepribadian
Faktor kepribadian yaitu keadaan psikologis dimana perkembangan potensi anak tergantung pada diri dan emosi anak itu sendiri. Hal ini akan membantu anak dalam membentuk konsep serta optimis dan percaya diri dalam mengembangkan minat dan bakatnya.

2. Faktor Ekstern
a.    Faktor lingkungan
Faktor lingkungan merupakan olahan dari berbagai hal untuk mendukung pengembangan minat dan bakat anak. Faktor lingkungan terbagi atas :
1)   Lingkungan keluarga
Lingkungan keluarga merupakan tempat latihan atau belajar dan tempat anak memperoleh pengalaman, karena keluarga merupakan lingkungan pertama dan paling penting bagi anak. (Sutiono ; 1998 ; 171).
2)   Lingkungan sekolah
Suatu lingkungan yang dapat mempengaruhi proses belajar mengajar kondusif yang bersifat formal. Lingkungan ini sangat berpengaruh bagi pengembangan minat dan bakat karena di lingkungan ini minat dan bakat anak dikembangkan secara intensif.
3)   Lingkungan sosial
Suatu lingkungan yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat. Di lingkungan ini anak akan mengaktualisasikan minat dan bakatnya kepada masyarakat.
     Cara Mengembangkan Bakat dan Minat
1. Perlu Keberanian
Keberanian membuat kita mampu menghadapi tantangan atau hambatan, baik yang bersifat fisik dan psikis maupun kendala-kendala sosial atau yang lainnya. Keberanian akan memampukan kita melihat jalan keluar berhadapan dengan berbagai kendala yang ada, dan bukan sebaliknya, membuat kita takut dan melarikan diri secara tidak bertanggung jawab.
2.      Perlu didukung Latihan
Latihan adalah kunci dari keberhasilan. Latihan disini bukan saja dari segi kuantitasnya tetapi juga dari segi motivasi yang menggerakkan setiap usaha yang kelihatan secara fisik.
3.      Perlu didukung Lingkungan
Lingkungan disini tentu dalam arti yang sangat luas, termasuk manusia, fasilitas, biaya dan kondisi sosial lainnya., yang turut berperan dalam usaha pengembangan bakat dan minat.
4.      Perlu memahami hambatan-hambatan pengembangan bakat dan cara mengatasinya.
Disini sekali lagi kita perlu mengidentifikasi dengan baik kendala-kendala yang ada, kita kategorikan mana yang mudah diatasi dan mana yang sulit. Kemudian mulai kita memikirkan jalan keluarnya.
     Kesesuaian antara Bakat dengan Cita-cita/Karier
Bakat adalah sesuatu kemampuan khusus yang dimiliki oleh setiap individu. Bakat ini dapat berkembang dan tampak menonjol, bilamana dilakukan latihan secara terus menerus. Bakat yang berkembang selain mendukung cita-cita/karier, dapat juga menjadikan sebuah profesi atau jabatan bagi si pemiliknya, bila berkesempatan untuk dikembangkan

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More